Cacing adalah salah satu jenis endoparasit yang bisa menyerang kucing peliharaan. Walaupun tidak terdengar serius, cacingan dapat menyebabkan banyak gejala yang bervariasi dari ringan hingga berat atau fatal pada individu yang terserang.
Macam-macam spesies cacing di kucing dapat menyerang berbagai organ tubuh kucing. berikut ini beberapa jenis cacing yang bisa jadi ditemukan pada kucing:
Jenis cacing yang dapat menyerang, diantaranya adalah dari jenis nematoda (cacing gilig) dan cestoda (cacing pita)
Pada golongan nematoda ada banyak spesies cacing yang dapat menyerang kucing di saluran pencernaan misalnya Ancylostoma sp. (cacing kait) dan Toxocara sp. cacing
Sedangkan pada golongan cestoda atau cacing pita, pada saluran pencernaan kucing biasanya dari spesies Dipylidium caninum
Kucing dapat terkena cacing paru-paru misalnya dari spesies Aelurostrongylus sp. Jika kucing terkena cacing paru, kucing akan menunjukkan gejala sesak nafas dan batuk.
Cacing jantung Dirofilaria immitis dapat meyerang kucing dan mamalia lainnya.
Kucing bisa terkena Capillaria sp. Bila infestasi cacing di saluran kemih terjadi pada kucing, kucing akan terlihat mengalami masalah perkencingan.
Dari bermacam-macam cacing tersebut, paling umum ditemukan adalah cacing di saluran pencernaan. Pada artikel ini kita akan membahas mengenai cacing yang menyerang saluran pencernaan saja.
Baca juga: 14 Ciri-Ciri Kucing Sakit yang Harus Diperhatikan
Cara penularan cacing di kucing tergantung dari spesies cacingnya karena tiap spesies memiliki siklus hidup yang berbeda-beda. Namun pada umumnya telur cacing dapat ditularkan dari kontak dengan kotoran kucing yang mengandung telur cacing.
Pada kasus cacing pita, peranan kutu penting untuk membawa telur cacing dapat masuk ke dalam tubuh kucing. Telur cacing pita dalam kutu bisa tertelan oleh kucing dan berkembang menjadi cacing baru. Jenis kutu yang dapat menularkan cacing pita adalah kutu jenis pinjal (flea)
Selain itu kucing juga dapat tertular cacing dari memakan binatang lain atau hewan buruannya yang terkena cacing misalnya dari burung, tikus, dll.
Pada umumnya tanda kucing cacingan pada saluran pencernaan adalah:
Terkadang tanda kucing cacingan adalah pemilik hewan akan melihat cacingnya di kotoran atau muntah kucing. Cacing gilig dewasa pada muntahan atau kotoran kucing memiliki ukuran bervariasi dari 8 cm hingga 15 cm berwarna putih.
Cacing pita biasanya tidak terlihat utuh namun hanya segmen atau potongan tubuhnya saja. Segmen-segmen cacing pita umumnya ditemukan di kotoran kucing atau di sekitar anus. Bentuknya kecil seperti beras dan berwarna putih.
Gejala ini tidak selalu ditemukan, pada banyak kasus pemilik hewan tidak akan menemukan cacing namun akan terlihat gejala-gejala lain.
Mintah dan diare merupakkan gejala cacingan yang umum terjadi. Cacing dapat mengiritasi lambung sehingga menyebabkan mual dan muntah.
Diare juga bisa terjadi karena adanya cacing di dalam usus. Di banyak kasus cacing dapat mengiritasi diinding usus dan menyebabkan kelukaan. Bahkan kotoran yang dihasilkan kucing juga mungkin berwarna gelap jika cacing sudah membuat pencernaannya iritasi dan luka hingga menyebabkan pendarahan.
Baca juga: Penyebab Kucing Muntah dan Penanganannya
Beberapa jenis cacing memiliki siklus hidup dimana cacing muda dapat masuk ke paru-paru dan saluran pernafasan. Gejala batuk dan pneumonia dapat muncul jika ini terjadi.
Infestasi cacing dapat menyebabkan rambut kucing kusam dan rontok. Hal ini dapat terjadi karena dehidrasi dan kurangnya nutrisi pada tubuh kucing akibat cacing dalam tubuh.
Kurangnya nutrisi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan. Pada infestasi cacing, kucing mungkin masih memiliki nafsu makan tinggi dan tetap makan dengan lahap tapi ia selalu merasa lapar dan makin lama berat badan makin turun.
Saat infestasi cacing makin parah, gejala yang ditimbulkan juga bisa makin parah sehingga dapat menyebabkan dehidrasi, lemah, lesu, anemia, sumbatan saluran pencernaan, shock, bahkan kematian.
Bila pemilik hewan melihat tanda di atas, bisa jadi kucing tengah mengalami cacingan. Sebaiknya segera periksakan ke dokter hewan sebelum gejala bertambah parah.
Saat kucing dibawa ke dokter hewan, selain pemeriksaan fisik, dokter hewan akan memeriksa sampel kotoran kucing di bawah mikroskop. Diagnosa kucing yang mengalami cacingan diberikan bila telur cacing ditemukan di kotoran kucing.
Apabila infestasi cacing masih pada tahap prepaten, mungkin dokter tidak menemukan telur cacing di kotoran kucing. Bila ini terjadi namun masih ada kecurigaan bahwa kucing terkena cacing, pemeriksaan kotoran dapat dilakukan lagi setelah beberapa hari atau minggu.
Setelah pengobatan, pemeriksaan kotoran kucing untuk telur cacing masih harus dilakukan hingga sudah pasti telur cacing tidak ditemukan lagi.
Terdapat berbagai macam obat yang dapat membasmi cacing pada kucing. Sediaannya pun bermacam-macam dan dapat diberikan secara oral atau berbentuk tetes tengkuk.
Pemberian obat cacing untuk kucing tergantung pada jenis cacing yang menginfestasi dan jenis obatnya. Prosedur pemberian obat dapat berbeda karena spesies cacing yang berbeda dapat memiliki siklus hidup yang berbeda. Jenis obat juga bisa memiliki cara kerja dan efektivitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu sebaiknya pemilik hewan berkonsultasi dengan dokter hewan bila ingin memberi obat cacing untuk kucingnya.
Manusia dapat terkena cacing dari kucing dari kontak dengan feses yang mengandung telur cacing atau tanah yang terkontaminasi. Kontak dapat terjadi saat berkebun, berjalan di tanah tanpa alas kaki, atau saat membersihkan kotak pasir kucing.
Maka dari itu, untuk mencegah hal ini terjadi, selalu pastikan kita menjaga kebersihan setelah kontak dengan barang yang berpotensi menularkan cacing.
Pemberian obat cacing dan obat kutu rutin sangat penting untuk mencegah kucing terkena cacing. Kebiasaan ini juga penting terutama pada kucing yang sering keluar rumah dan banyak kontak dengan lingkungan luar dimana resiko penularan sangat tinggi.
Akhir kata, cacingan pada kucing merupakan kondisi yang tidak sulit diatasi asal pemilik kucing tahu cara mendeteksi dan segera melakukan penanganan. Secara keseluruhan, penanganan awal penting karena bila dibiarkan ada kemungkinan cacingan dapat menyebabkan kondisi fatal pada kucing.
Pencegahan sangat penting untuk menjaga agar kucing terlindungi dari cacing. Selain itu, pencegahan juga dapat melindungi manusia dan hewan lain dalam rumah untuk menutup resiko terekspos cacing.
Pemilik hewan disarankan untuk selalu berdiskusi dengan dokter hewan untuk manajemen pemberian obat cacing dan obat kutu untuk disesuaikan dengan kondisi dan cara hidup kucing dan pemilik sehari-hari.
Untuk itu sekarang Anda tidak perlu repot untuk bisa berdiskusi dengan dokter hewan dari rumah karena di Pawlyclinic Anda dapat melakukan konsultasi dokter hewan secara online. Di Pawlyclinic ada banyak dokter hewan berpengalaman yang bisa membantu Anda di waktu janji temu yang Anda tentukan sendiri.
Untuk mulai mendaftar dan membuat janji temu klik disini.